Selasa, 08 Mei 2012

Motor Sistem 3 Fasa

Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara 1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120°listrik, sedangkan secara fisik mempunyai perbedaan sebesar 60°, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, Δ, D).


Gambar 1. sistem 3 fase.

Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a – b – c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.

Hubungan Bintang (Y, wye)

Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a – b – c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan “fase” atau Vf.



Gambar 2. Hubungan Bintang (Y, wye).

Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase).
Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase

Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic

Hubungan Segitiga

Pada hubungan segitiga (delta, Δ, D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.


Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, Δ, D).

Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase

Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase

Daya pada Sistem 3 Fase

1. Daya sistem 3 fase Pada Beban yang Seimbang

Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.


Gambar 4. Hubungan Bintang dan Segitiga yang seimbang.

Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar θ, maka besarnya daya perfasa adalah

Pfase = Vfase.Ifase.cos θ

sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan,

PT = 3.Vf.If.cos θ

• Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan perfasanya menjadi Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, I= If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian hubung bintang (Y) adalah:

PT = 3.VL/1,73.IL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

• Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada rangkaian segitiga adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos θ = 1,73.VL.IL.cos θ

Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada kedua jenis hubungan adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada kondisi beban yang seimbang.

2. Daya sistem 3 fase pada beban yang tidak seimbang

Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada beban.

Dalam sistem 3 fase ada 2 jenis ketidakseimbangan, yaitu:
1. Ketidakseimbangan pada beban.
2. ketidakseimbangan pada sumber listrik (sumber daya).

Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan permasalahannya, oleh karena itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.



Gambar 5. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.

Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar, arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan.

Untuk contoh kasusnya silahkan lihat electrical science handbook volume 3.

Semoga bermanfaat.

16 Cara Menentukan Kaki Transistor





Menentukan kaki transistor adalah tehnik dasar buat yang hoby elektronika.Hal ini ternyata gampang-gampang susah,gampangnya ya kalau sudah tahu susahnya tentu ya karena belum tahu he..he..he...


Bila kita telah dapat menentukan mana Basis (B),Emitor (E) dan Colector (C),berarti kita dapat mengetahui transistor itu rusak atau sudah bocor.Tadinya hal ini saya ga posting karena dalam postingan saya dah ada rangkaian elektronika yang berjudul PENGUJI TRANSISTOR dengan rangkaian ini secara otomatis kita dapat mengetahui jenis transistor dan dapat mengetahui kaki transistor serta bahan transistor tersebut,tapi buat para sahabat yang males membuat rangkaian dapat menggunakan tehnik seperti ini.
Silahkan anda simak :

Pertama temukan kaki BASE (B) seperti gambar dibawah ini,hal ini juga kita dapat mengetahui transistor tersebut masih baik atau rusak.





















Gunakan pada avo meter dengan skala x1 atau x10,jangan gunakan x1k atau x10k.
Hasil pengukuran diatas adalah :
1. A dan B “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor NPN
2. C dan D “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor NPN
3. E dan F “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor NPN
4. D dan E “jalan”, Base di kaki 1 jenis transistor PNP
5. A dan F “jalan”, Base di kaki 2 jenis transistor PNP
6. B dan C “jalan”, Base di kaki 3 jenis transistor PNP
7. Selain kombinasi di atas, berarti transistor rusak(short antar kaki-kakinya)

Mencari kaki Emitor(E) dan Colektor(C) :
1.Set AVO meter pada posisi x1k atau x10k
2.Misal transistor yang kita gunakan jenis NPN
3.Lakukan pengukuran seperti gambar di bawah









Perhatikan penunjukkan jarum, apabila jarum bergerak ke kanan maka kaki 1 (pada probe positif) adalah emittor dan kaki 2 (pada posisi probe negatif) adalah colektor. Atau Jika dipasang kebalikkannya (probe positif pada kaki 2 dan probe negatif pada kaki 1) dan jarum tidak bergerak, maka kaki 1 adalah emitter dan kaki 2 adalah kolektor.

Untuk transistor jenis PNP dapat dilakukan seperti diatas dan hasilnya kebalikan dari jenis NPN


Cara Kerja Lemari Es

Sumber : wikipedia



 Lemari es atau yang lebih dikenal dengan Kulkas adalah alat rumah tangga yang umum digunakan. Lemari es ini berfungsi untuk mendinginkan atau menjaga kondisi makanan dan minuman agar lebih tahan lama.

Komponen utama dari lemari es adalah kompresor, kondensor, katup ekpansi,evaporator dan refrigerant. Lemari es bekerja dengan cara mensirkulasikan refrigerant. Biasanya kondensor terletak dibelakan kulkas dan bersentuhan dengan udara luar, sedangkan evaporator terletak di dalam yang akan berfungsi untuk mendinginkan isi kulkas.

Sebelum mempelajari cara kerja lemari es ini lebih baik kita kenali bagian-bagian nya

  • Insulation (isolator) merupakan alat untuk menahan panas agar tidak masuk ke dalam kulkas dan menjaga hawa dingin didalam kulkas tidak keluar
  • Temperature control berfungsi untuk mengatur berapa derajat kedinginan yang kita mau
  • Evaporator fan yaitu kipas yang diletakan di dekat evaporator bertujuan untuk mensirkulasikan udara dingin
  • Evaporator coils terletak didalam kulkas, yaitu alat yang digunakan untuk merubah freon cair menjadi uap dengan cara menyerap panas disekelilingnya (mendinginkan kulkas)
  • Compressor alat yang digunakan untuk memompakan freon
  • Condensor coils berfungsi untuk merubah uap menjadi cairan dengan cara membuang panas, bagian ini terletak diluar kulkas
  • Defrost heater berfungsi untuk menghancurkan salju yang ada dalam kulkas, alat ini memanfaatkan kondensor koil.
  • Leveling feet berguna untuk menyetel kedataran kulkas

Cara kerja lemari es dapat dilihat dari diagram siklus termodinamika (gambar2) berikut ini.

Refrigerant, misalnya freon masuk ke kompresor melalui pipa tembaga dalam bentuk uap. Dalam kompresor freon di tekan sehingga keluar sudah berbentuk uap super panas (vapour super heated) dan bertekanan tinggi. Uap bertekanan ini masuk ke kondensor dan mengkondensasi uap mencadi cairan.

Cairan freon yang bertekanan tinggi ini masuk ke katup ekpansi sehingga tekanan turun dengan drastis sehingga terjadi flash evaporation seterusnya masuk ke evaporator untuk dirubah lagi menjadi uap. Untuk merubah nya menjadi uap evaporator menyerap panas disekelilingnya, karena evaporator diletakan didalam kulkas maka kulkas pun menjadi dingin.

Untuk garis besar nya berikut urutan kerjanya. Freon masuk kompresor dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur rendah, keluar dalam bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi kemudian masuk ke kondensor. Dari kondensor dalam bentuk cairan (temperatur dan tekanan tinggi) ke katup ekspansi tekanan turun (bentuk uap dan cairan) masuk ke evaporator. Dari evaporator keluar dalam bentuk uap dan masuk lagi kekompresor. Siklus ini terus berulang.



Prinsip Kerja Rangkaian Sensor Ultrasonik

Sumber :  [YM : mikro_kontroler]

Gelombang ultrasonik adalah gelombang dengan besar frekuensi diatas frekuensi gelombang suara yaitu lebih dari 20 KHz. Seperti telah disebutkan bahwa sensor ultrasonik terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik yang disebut receiver. Sinyal ultrasonik yang dibangkitkan akan dipancarkan dari transmitter ultrasonik. Ketika sinyal mengenai benda penghalang, maka sinyal ini dipantulkan, dan diterima oleh receiver ultrasonik. Sinyal yang diterima oleh rangkaian receiver dikirimkan ke rangkaian mikrokontroler untuk selanjutnya diolah untuk menghitung jarak terhadap benda di depannya (bidang pantul).
Prinsip kerja dari sensor ultrasonik dapat ditunjukkan dalam gambar dibawah ini :
Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik
Prinsip Kerja Sensor Ultrasonik
Prinsip kerja dari sensor ultrasonik adalah sebagai berikut :
  1. Sinyal dipancarkan oleh pemancar ultrasonik. Sinyal tersebut berfrekuensi diatas 20kHz, biasanya yang digunakan untuk mengukur jarak benda adalah 40kHz. Sinyal tersebut di bangkitkan oleh rangkaian pemancar ultrasonik.
  2. Sinyal yang dipancarkan tersebut kemudian akan merambat sebagai sinyal / gelombang bunyi dengan kecepatan bunyi yang berkisar 340 m/s. Sinyal tersebut kemudian akan dipantulkan dan akan diterima kembali oleh bagian penerima Ultrasonik.
  3. Setelah sinyal tersebut sampai di penerima ultrasonik, kemudian sinyal tersebut akan diproses untuk menghitung jaraknya. Jarak dihitung berdasarkan rumus :
S = 340.t/2
dimana S adalah jarak antara sensor ultrasonik dengan bidang pantul, dan t adalah selisih waktu antara pemancaran gelombang ultrasonik sampai diterima kembali oleh bagian penerima ultrasonik.
a. Pemancar Ultrasonik (Transmitter)
Pemancar Ultrasonik ini berupa rangkaian yang memancarkan sinyal sinusoidal berfrekuensi di atas 20 KHz menggunakan sebuah transducer transmitter ultrasonik
Rangkaian Pemancar Gelombang Ultrasonik
Rangkaian Pemancar Gelombang Ultrasonik
Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adlah sebagai berikut :
  1. Sinyal 40 kHz dibangkitkan melalui mikrokontroler.
  2. Sinyal tersebut dilewatkan pada sebuah resistor sebesar 3kOhm untuk pengaman ketika sinyal tersebut membias maju rangkaian dioda dan transistor.
  3. Kemudian sinyal tersebut dimasukkan ke rangkaian penguat arus yang merupakan kombinasi dari 2 buah dioda dan 2 buah transistor.
  4. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (+5V) maka arus akan melewati dioda D1 (D1 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T1, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T1 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor.
  5. Ketika sinyal dari masukan berlogika tinggi (0V) maka arus akan melewati dioda D2 (D2 on), kemudian arus tersebut akan membias transistor T2, sehingga arus yang akan mengalir pada kolektotr T2 akan besar sesuai dari penguatan dari transistor.
  6. Resistor R4 dan R6 berfungsi untuk membagi tengangan menjadi 2,5 V. Sehingga pemancar ultrasonik akan menerima tegangan bolak – balik dengan Vpeak-peak adalah 5V (+2,5 V s.d -2,5 V).
b. Penerima Ultrasonik (Receiver)
Penerima Ultrasonik ini akan menerima sinyal ultrasonik yang dipancarkan oleh pemancar ultrasonik dengan karakteristik frekuensi yang sesuai. Sinyal yang diterima tersebut akan melalui proses filterisasi frekuensi dengan menggunakan rangkaian band pass filter (penyaring pelewat pita), dengan nilai frekuensi yang dilewatkan telah ditentukan. Kemudian sinyal keluarannya akan dikuatkan dan dilewatkan ke rangkaian komparator (pembanding) dengan tegangan referensi ditentukan berdasarkan  tegangan keluaran penguat pada saat jarak antara sensor kendaraan mini dengan sekat/dinding pembatas mencapai jarak minimum untuk berbelok arah. Dapat dianggap keluaran komparator pada kondisi ini adalah high (logika ‘1’) sedangkan jarak yang lebih jauh adalah low (logika’0’). Logika-logika biner ini kemudian diteruskan ke rangkaian pengendali (mikrokontroler).
Rangkaian Penerima Gelombang Ultrasonik
Rangkaian Penerima Gelombang Ultrasonik
Prinsip kerja dari rangkaian pemancar gelombang ultrasonik tersebut adalah  sebagai berikut :
  1. Pertama – tama sinyal yang diterima akan dikuatkan terlebih dahulu oleh rangkaian transistor penguat Q2.
  2. Kemudian sinyal tersebut akan di filter menggunakan High pass filter pada frekuensi > 40kHz oleh rangkaian transistor Q1.
  3. Setelah sinyal tersebut dikuatkan dan di filter, kemudian sinyal tersebut akan disearahkan oleh rangkaian dioda D1 dan D2.
  4. Kemudian sinyal tersebut melalui rangkaian filter low pass filter pada frekuensi < 40kHz melalui rangkaian filter C4 dan R4.
  5. Setelah itu sinyal akan melalui komparator Op-Amp pada U3.
  6. Jadi ketika ada sinyal ultrasonik yang masuk ke rangkaian, maka pada komparator akan mengeluarkan logika rendah (0V) yang kemudian akan diproses oleh mikrokontroler untuk menghitung jaraknya.

Pilihan Makanan Sesuai Golongan Darah





 Dr Peter D’Adamo, seorang dokter naturopati dan ahli dalam bidang golongan darah manusia mengungkapkan bahwa setiap golongan darah menghasilkan antigen yang bereaksi terhadap setiap jenis makanan. D'Adamo mengatakan, konsumsi makanan yang tidak menimbulkan reaksi baik terhadap golongan darah dapat menyebabkan kelelahan, retensi cairan dan masalah berat badan.

Sementara, jika Anda mengonsumsi makanan yang kompatibel dengan jenis golongan darah Anda, hal ini akan membantu meningkat energi, mencegah penyakit dan mengurangi berat badan.  Berikut ini adalah sekilas mengenai jenis makanan yang seseuai dengan golongan darah, seperti dipaparkan oleh D'Adamo:

Golongan Darah O
Golongan darah O merupakan salah satu jenis golongan darah yang paling umum dan jumlahnya paling banyak ketimbang jenis golongan darah lain. Sekitar 45 persen orang Amerika diketahui memiliki golongan darah O. Berdasarkan jenis makanan, orang dengan golongan darah O sangat cocok untuk mengonsumsi daging yang kaya protein tinggi. Individu dengan golongan darah O memiliki lebih banyak asam lambung ketimbang golongan darah lainnya, yang membuat mereka lebih cocok untuk mencerna daging.

Golongan Darah A
Menurut D'Adamo, orang dengan tipe darah A paling cocok untuk mengonsumsi sayur-sayuran alias vegetarian, karena mereka tidak memiliki cukup asam lambung untuk dapat mencerna daging. Diet protein nabati seperti kacang, legumes, kedelai dan karbohidrat kompleks adalah makanan yang cocok untuk Anda yang memiliki golongan darah A.

Golongan Darah B
Jagung, gandum, lentil, tomat, kacang tanah dan biji wijen merupakan jenis makanan yang dapat mempengaruhi metabolisme dan menyebabkan kelelahan serta retensi cairan. Orang dengan golongan darah B sebaiknya juga menghindari konsumsi ayam, karena memiliki lektin pada jaringan otot dan menimbulkan reaksi kurang baik dengan golongan darah mereka. Adamo menyarankan untuk mengonsumsi banyak sayuran dan memilih jenis daging yang lain seperti daging kambing, kelinci dan daging rusa.

Golongan Darah AB
Jenis AB adalah golongan darah paling langka. Di  Amerika saja, hanya sekitar 5 persen warga memiliki golongan darah ini. Mengingat golongan darah Anda mewarisi campuran gen, jadi makanan paling cocok untuk Anda adalah mengonsumsi campuran makanan laut, gandum dan sayuran. Menurut D'Adamo, individu dengan golongan darah AB kurang memiliki kadar asam lambung yang cukup untuk pencernaan daging, tapi mereka dapat mengonsumsi ikan. D'Adamo mengatakan, sayuran hijau, ikan laut dan susu rendah lemak merupakan makanan yang tepat untuk mereka dengan golongan darah AB
 
Makanan Diet Berdasarkan Golongan Darah Menurut dr. Peter Dadamo, penulis buku "Eat Right For Your Type", yakni : 

Golongan Darah O

Golongan darah O merupakan golongan darah paling kuno dalam sejarah manusia. Gen untuk golongan darah O berkembang pada suatu titik ketika peradaban manusia beralih dari hidup berburu dan berpindah-pindah ke komunitas agraris yang menetap di suatu tempat.

Tingkah Laku : Berenergi & tidak mudah putus asa

Masalah yang dihadapi : Kencing manis, masalah usus dan pencernaan, peredaran darah kurang baik, sakit pinggang danbelakang, kegemukan, kadar kolesterol yang tinggi, tekanan darah tinggi, kadar asam urat tinggi, penyakit kanker, gout,penyakit jantung, penyumbatan arteri.

Diet : Makanan tinggi protein & kurangi karbohidrat

Makanan yang sangat bermanfaat :
Brokoli, ubi, waluh, selada, ganggang laut, lobak china, bluberi, ceri, jambu biji, bumbu kari, kacang polong, kacang merah, semua jenis bawang, rumput laut, jahe, kailan, kunyit, Daging ( sapi, kerbau, rusa, domba, anak sapi )

Makanan yang diijinkan :
Ikan mas, belut, lobster, ikan tuna, ikan sardine, udang, telur (ayam, bebek), mentega, kacang ( hitam, merah, buncis, kedelai ), tempe, tahu, susu kedelai, bubur gandum, beras, kue beras, roti beras, tepung gandum, terung, tomat, labu, Daging ( ayam, bebek, kambing, angsa, kalkun, kelinci )

Makanan yang harus dihindari :
Daging babi, cumi-cumi, sotong, kerang, kodok, gurita, telur (angsa, puyuh), es krim, keju, susu sapi, yoghurt(semua jenis), minyak kelapa, penyu, minyak jagung, jagung, bunga brokoli, kacang tanah, kacang mede, kuaci, laichi, kentang, mentimun, kembang kol, jamur, blewah, jeruk mandarin, pisang raja, pare, anggur putih, kecap, kopi, minuman keras

Golongan Darah A

Golongan darah A merupakan manusia pertama yang menjalankan aktifitas pertanian karena nenek moyang sudah tinggal menetap dan tidak lagi suka berperang.

Tingkah Laku : Bertanggung jawab & romantis

Masalah yang dihadapi : Hilang kesabaran diri atau cepat marah, rembesan sebum berlebihan, penyakit jantung dan masalah saluran darah, kanker dan ulser, gaster, kegemukkan.

Diet : Makanan berkarbohidrat tinggi & kurangi lemak

Makanan yang sangat bermanfaat :
Bayam, brokoli, wortel, jamur ikan mas, kacang tanah, kacang buncis, kacang/ susu kedelai, tahu, tempe, tepung beras, bluberi, minyak zaitun, ikan mas, ikan sardine, (Siput, jus nanas, mangga, pisang, jeruk limau & sitrun).

Makanan yang diijinkan :
Ikan tuna, telur ayam & bebek, telur puyuh, biji wijen, biji bunga matahari, kacang ercis / kapri, jagung, tapioka, roti gandum, labu, bawang merah, mentimun, talas, anggur (semua jenis), melon, blewah, pir, delima, kiwi, kurma, strowberi, kesemek, jambu biji, Daging (ayam, burung unta, belibis kalkun,burung dara)

Makanan yang harus dihindari :
Daging (sapi, kerbau, domba, bebek, angsa, kelinci, ayam hutan), lobster, gurita, kepiting, belut, kodok, udang, cumi- cumi, mentega, susu sapi, keju, es krim, susu, murni, acar, terung, tomat, ubi, kentang, jeruk, kelapa/ santan, melon madu, pisang (raja), pepaya, pare, air soda.

Golongan Darah B

Kunci golongan darah B adalah keseimbangan. Orang bergolongan darah B tumbuh dan berkembang baik melalui apa yang telah disediakan oleh dunia hewan dan tumbuhan. Artinya golongan darah B menunjukan kemampuan yang canggih dalam perjalanan evolusinya.

Tingkah Laku : Adaptasi & analitika

Masalah yang dihadapi : Kerusakan system syaraf, kesulitan untuk tidur berkualitas, sakit kepala dan migren, penyakit hati dan saluran empedu, masalah haid, sakit tulang belakang, kegemukkan, penyakit jantung.

Diet : Susu & produk susu

Makanan yang sangat bermanfaat :
Ikan laut, susu sapi, keju, buburgandum, roti essene, kue beras, brokoli, ubi, wortel, kembang kol, terung, teh hijau, Daging (kambing, domba, kelinci, rusa)

Makanan yang diijinkan :
Cumi-cumi, ikan mas, ikan tuna, mentega, keju, telur ayam, kacang merah, kacang buncis, tepung beras, roti beras, bayam, brokoli, selada, mentimun, labu, kentang, sawi, mangga, melon, jeruk, pir, kurma, jambu biji, Daging (sapi, kerbau, kalkun, hati anak sapi)

Makanan yang harus dihindari :
Daging (bebek, ayam, angsa, belibis, babi, kuda, keong, kepiting, siput, belut, kodok, gurita, lobster, es krim, telur (bebek, angsa, puyuh), kacang tanah,roti gandum,tomat, waluh, jagung, avokad, pare, delima, kelapa/ santan, kesemek, belimbing, pir, air soda, minuman beralkohol.

Golongan Darah AB

Golongan darah AB merupakan golongan darah yang paling modern dan berusia kurang dari 1.000 tahun, jarang (5 % dari jumlah populasi), dan bersifat kompleks secara biologis. Karena anda membawa anti gen A dan B.

Tingkah Laku : Cerdik & penyabar

Masalah yang dihadapi : Perut kembung sakit jantung dan masalah saluran darah, kanker, kegemukkan, kesulitan tidur berkualitas, sakit sendi dan tulang.

Diet : Dapat menyesuaikan diri dengan berbagai jenis makanan

Makanan yang sangat bermanfaat :
Ikan sardin, ikan tuna, susu kambing, putih telur (ayam), keju ricotta, krim asam (rendah kalori), teh hijau, anggur merah, Daging (domba, kelinci, kalkun),

Makanan yang diijinkan :
Cumi-cumi, ikan mas, ikan tuna, mentega, keju, telur ayam, kacang merah, kacang buncis, tepung beras, roti beras, bayam, brokoli, selada, mentimun, labu, kentang, sawi, mangga, melon, jeruk, pir, kurma, jambu biji, Daging burung unta,

Makanan yang harus dihindari :
Daging (sapi, kerbau, ayam, bebek, angsa, babi, rusa kuda), lobster, kepiting, kodok, mentega, es krim, telor bebek, kacang hitam, acar, jagung, belimbing, delima, pare, pisang, kelapa, kesemek, jambu biji, mangga, saus tomat, kopi, soda, minuman beralkohol.

**Dari berbagai sumber

Detektor Logam

Oleh : Susanto W. K.
 
Teror bom akhir-akhir ini sering kali terdengar bahkan kita sebagai orang awam menjadi ketakutan. Rasa aman dan kenyamanan menjadi terganggu oleh kegiatan sweeping bom, pemeriksaan atau bahkan penggeledahan. Saat ini bom yang biasanya terbuat dari bahan logam itu harus dideteksi dengan peralatan yang mahal dan hanya instansi-instansi tertentu yang memilikinya.
Metal detector tidaklah selalu digunakan sebagai detektor bom, masih banyak kegunaan lainnya seperti pendeteksian bongkahan fosil di dinding-dinding batu atau harta karun yang terkubur di tanah. Detektor logam secara umum dapat dikatakan sebagi alat yang dapat mendeteksi adanya logam pada jarak tertentu dari sensor.
Metode yang digunakan untuk membangun sebuah detektor logam sangat beragam dan semuanya itu tergantung dari aplikasi detektor logam. Yang dimaksudkan dengan aplikasi adalah apa yang ingin di deteksi logam atau benda non-logam. Jadi aplikasi dari detektor logam tidaklah harus logam tetapi dapat pula berupa benda non-logam (tidak semua benda non-logam).
Beat Frequency Oscilator
Salah satu tipe dari detektor logam adalah tipe Beat frequency Oscilator (BFO). Metoda yang digunakan pada detektor logam pada umumnya adalah perubahan karakteristik osilator ketika terdapat sensor mendekati adanya logam.

Gambar 1
Blok Diagram Detektor Logam dengan Beat Frequency Osilator

Detektor bekerja berdasarkan frekuensi resonan yang telah di atur berubah-ubah ketika terdapat objek berupa logam yang letaknya cukup dekat dengan sensor search coil. Rangkaian tuning (tune circuit) harus merupakan bagaian dari rangkaian osilator sehingga jika koil sensor didekati oleh logam tertentu maka frekuensi output dari rangkaian osilasi ini akan berubah. Variasi perubahan frekuensi output ini tergantung dari frekuensi yang dipilih. Pemilihan frekuensi yang semakin tinggi akan menyebabkan sensitivitas rangkaian meningkat karena perubahan frekuensinya semakin besar. Tetap jika pemilihan frekuensi terlalu tinggi maka pada prakteknya akan menghasilkan suatu sistem yang tidak sensitif. Hal ini karena pada frekuensi tinggi sebagian besar tidak akan dipantulkan kembali tetapi akan diserap oleh tanah, material bangunan.

Gambar 2
Rangkaian Detektor Logam dengan Beat Frequency Oscilator
Frekuensi yang digunakan (f1-dihasilkan oleh tank circuit dengan L1) biasanya di atas kemampuan pendengaran manusia. Karena tidak bisa didengar oleh pendegaran manusia maka perubahan frekuensi yang terjadi juga tidak akan dapat didengar pula. Untuk mengatasi hal ini maka harus dibuat nada tersendiri (audible frekuency- f2) yang menunjukkan adanya perubahan frekuensi tersebut. Inilah yang dikatakan dengan beat.
Dengan pencampuran sinyal kedua (f1 dan f2) akan menghasilkan sinyal f1, f2, (f1+f2), dan (f1-f2). Sinyal yang dapat didengar oleh pendengaran manusia adalah sinyal (f1-f2). Maka ketika ada perubahan frekuensi yang disebabkan perubahan karakteristik di search coil dapat didengarkan oleh manusia sebagai irama-beat yang berubah-ubah. Irama –beat inilah yang merupakan sinyal (f1-f2) tadi.
Pengaturan VC1 tidaklah mudah karena hal ini memerlukan percobaan pada logam tertentu. Begitu pula untuk pengaturan irama beat yang didengar karena pada suatu kondisi tertentu irama beat ini akan terasa menggangu sekali. Jadi tidaklah menutup kemungkinan tidak dihasilkannya beat atau irama beatnya lebih rendah dari keadaan normalnya karena semuanya ini dapat di atur pada VC1.
Jadi ketika terdapat perubahan karakteristik search coil maka akan dihasilkan pula suara yang frekuensinya tergantung dari beda frekuensi yang dihasilkan oleh L1 dan frekuensi yang dihasilkan oleh L2.
Metode ini masih mempunyai kelemahan yaitu variasi frekuensi outputnya masih terlalu kecil sehingga perubahan frekuensinya hampir tidak nampak. Selain itu pada suatu kondisi tertentu dapa menghasilkan suatu frekuensi dibawah audible sound. Untuk itu perlu adanya konfigurasi ulang pada kapasitor kopling dan nilai frekuensi yang digunakan.
Nilai-nilai komponen yang ada dirangkaian gambar 2 merupakan nilai-nilai yang tertentu pada suatu logam. Jadi untuk logam tertentu maka nilai komponennya perlu disesuiakan terutama VC1, C1, C4, dan C5.
Induktor L1 dibentuk dari lilitan yang berfungsi sebagai search coil. Induktor ini akan beresonansi bersama-sama dengan VC1 untuk menghasilkan tank circuit dengan Q yang tinggi. Osilator yang kedua dibentuk dari L2, C4, C5, R4, dan Q2 dan rangkaian osilator ini akan menghasilkan suatu sinyal dengan frekuensi yang tetap. D1 berfungsi sebagai pencampur sederhana antara f1 dan f2 dan akan menghasilkan sinyal dengan frekuensi (f1-f2) dan banyak sinyal harmonic. Sinyal dengan frekuensi (f1-f2) dibuat sedemikian hingga dapat berada pada daerah yang dapat didengar oleh pendengaran manusia.
Misalkan f1 pada 100KHz dan f2 pada 101KHz maka setelah dimixer, sinyal (f1-f2) akan menghasilkan sinyal dengan frekuensi 1KHz. Sinyal differensial ini harus dikuatkan terlebih dahulu dengan menggunakan sebuah opamp yang nantinya hanya dapat men-drive headphone dengan impedansi yang tinggi. Jika dinginkan agar dapat digunakan untuk headphone biasa maka LM741 dapa diganti dengan chip amplifier yang bertipe audio amplifier. Karena audio ampilifier outputnya mempunyai impedansi yang rendah. Pengaturan gain amplifier ditentukan dari pengaturan R7 dan R10 dan jika diperlukan maka output dari LM741 dapat dimasukkan ke sebuah rangkaian power amplifier untuk dapat menggerakkan sebuah spaker.
Rangkaian pada gambar 2 sangat sederhana sehingga memungkinkan terjadinya frequency drift – pergeseran frekuensi. Hal ini biasanya disebabkan oleh karena faktor suhu. Walaupun demikian permasalahan ini bukan merupakan masalah yang serius. Permsalahan ini dapat ditanganni dengan mencari komponen kapasitor yang mempunyai toleransi suhu cukup besar. Selain itu layout PCB juga mempunyai pengaruh yang besar pada permsalahan ini.
Ukuran dari search coil tergantung dari sensitivitas detektor logam yang dinginkan dan bentuk dari sensor itu sendiri. Misalnya, sebuah search coil yang besar tentunya dapat dengan mudah menemukan logam yang dicari pada suatu area yang luas daripada sebuah detektor logam dengan search coil yang kecil. Sebaliknya detektor logam yang besar tidak dapat menentukan lokasi kabel yang tertanan pada sebuah tembok dengan tepat karena ukuran sensornya yang besar.
Jadi semakin besar search coil nya maka keakurasiannya semakin kecil tetapi sensitiviasnya semakin besar tetapi sebaliknya search coil yang kecil, biasanya digunakan untuk compact metal detector, mempunyai keakurasian yang tinggi tetapi sensitivitasnya kurang. Bentuk dari search coil biasanya adalah lingkaran atau persegi. Selain itu perlu adanya lapisan shield yang berfungsi untuk mengurangi efek elektrostatis dan efek-efek yang disebabkan karena benda-benda kapasitif.
Detektor Resonansi dengan Frekuensi Tetap
Pada detektor ini, prinsipnya hampir sama dengan BFO tetapi sedikit berbeda pada bagian tune circuitnya. Perubahan karakteristik pada search coil akan menyebabkan nilai Q bergeser sehingga sinyal dengan frekuensi tetap amplitudonya berubah-ubah. Pada saat search coil didekatkan pada sebuah logam maka nilai Q akan tepat pada frekuensi sinyal yang dihasilkan pada fix frequency oscilator dan akan menghasilkan sinyal dengan peak yang maksimal.
Gambar 3
Detektor Resonansi dengan Frekuensi Tetap

Sehingga dengan menggunakan detektor ini akan didapatkan perubahan amplitudo/level tegangan sinyal yang dihasilakn oleh osilator tersebut. Tinggi-rendahnya level sinyal tersebut dihasilkan dari penyerahan dan pemfilteran sinyal osilator yang di-tune berdasarkan karakteristik L pada search coil.
Gambar 4
Rangkaian Pengganti Voltmeter
Ketika tegangan threshold tercapai maka dengan menghubungkan sebuah komparator pada output dari blok rectifier/filter dan output LM311, sebuah komparator, pada sebuah buzzer maka akan didapatkan sebuah suara ketika mendeteksi kehadiran sebuah logam.
R1 dan VR1 digunakan untuk mentukan tegangan threshold dan R3 digunakan untuk mengatur histerisis pada proses komparator LM311. Histeris mutlak diperlukan untuk mencegah adanya osilasi disekitar daerah trigger. Dengan menggunakan rangkaian pada gambar 4, buzzer tidak akan bekerja sampai ditemukannya sebuah logam.
Untuk versi detektor yang menggunakan sebuah chip saja, rangkaian detektor logam dapat dibangun dengan mengguakan chip CS209A. Chip ini memang didisain untuk kepentingan pendeteksian logam. Chip ini biasanya digunakan untuk detektor logam mini. Operasi kerjanya mirip dengan detektor resonan yang menggunakan frekuensi tetap. Output dari chip CS209 ini nanti dapat menggerakkan sebuah buzzer.
Metode detektor logam yang lain adalah dengan menggunakan magnetometer. Detektor ini biasanya digunakan untuk mendeteksi logam yang tertanam jauh di dalam tanah.

Gambar 5
Blok Diagram Detektor dengan Metode Magnetometer

Detektor logam yang menggunakan metode magnetometer tidaklah kebal terhadap gangguan-gangguan yang disebabkan oleh medan magnet yang disebabkan oleh jaringan listrik, atau meterial-material yang mengandung bahan-bahan magnetik. Walaupun demikian detektor logam ini paling menjanjikan hasil yang paling baik daripada detektor-detektor logam dengan metode yang lain.
Karena sinyal magnetik yang diterima sangat kecil maka konstruksi alatnya perlu diperhatikan dengan baik begitu pula dengan rangkaian osilator dan drivernya.
Ketika terdapat logam maka sinyal yang dihasilkan oleh osilator akan semakin kuat, semakin tinggi puncak dari sinyal akan menghasilkan level tegangan yang semakin tinggi pula.
Bagaimana cara menentukan keberadaan sebuah logam dengan sebuah detektor logam juga menentukan keberhasilan pencarian logam yang dimaksudkan. Walaupun dalam beberapa metode yang terakhir semuanya ditentukan dari pembacaan voltmeter tidaklah harus demkian karena dengan menentukan level trigger pada level tertentu maka dapat digunakan untuk membunyikan sebuah buzzer atau menyalakan sebuah LED.
Dengan mencari kondisi yang paling maksimal maka dapat diambil kesimpulan bahwa logam terletak pada area tersebut. Dengan menggunakan search coil yang lebih banyak pun dapat dihasilkan penunjukkan yang tepat dalam waktu yang lebih singkat.
Yang penting bahwa dalam pembacaan hasil dari sebuah detektor, kondisinya dapat bervariasi tergantung dari bahan logam yang dikandung dan kedalamannya terhadap permukaan tanah.